Jaringan Penguat (Mekanik) Tumbuhan
Agar
tumbuhan dapat berdiri tegak di dalam tubuh tumbuhan diperlukan adanya jaringan
penguat untuk memperkokoh tubuh. Jaringan penguat atau penunjang pada tumbuhan disebut
juga jaringan mekanik. Jaringan mekanik berfungsi untuk kekuatan pada tumbuhan
tingkat tinggi. Jaringan mekanik ini umumnya memiliki sel-sel berdinding tebal
serta mengandung lignin dan zat-zat lainnya. Zat-zat tersebut memberi sifat
keras pada dinding selnya.
Pada
tumbuhan tingkat tinggi yang berbatang besar dan tinggi, pengaruh kekurangan
kandungan air pada sel-selnya dapat diatasi dengan adanya jaringan mekanik ini,
sehingga tumbuhan tetap tegak tanpa mengalami kelayuan, bahkan pada pohon yang
berbatang kecil pun walaupun kekurangan air dan diterpa angin akan tetap kokoh
berdiri dan tidak layu karena adanya jaringan mekanik ini. Pada tumbuhan
tingkat rendah yang belum terdapat jaringan mekanik, maka sebagai penguat
tubuhnya adalah tekanan turgor atau tekanan dinding selnya.
Berdasarkan bentuk dan sifatnya,
jaringan mekanik dibagi menjadi jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
A. Jaringan Kolenkim
Jaringan kolenkim
adalah penguat utama organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan
pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan Kolenkim merupakan jaringan homogen yang
tersusun atas sel-sel kolenkim.
Jaringan
kolenkim terdapat pada organ tumbuhan, terutama pada golongan dikotil yaitu
pada bagian daun, batang, dan bunga. Jarang terdapat pada bagian akar yang
berada dalam tanah. Hanya kadang-kadang tumbuhan yang akarnya menjulang di atas
tanah didapati jaringan kolenkim. Pada beberapa golongan tumbuhan monokotil,
jaringan kolenkim tidak terdapat pada jaringan batang maupun daunnya, hal ini
disebabkan karena yang berkembang
lebih dahulu adalah jaringan mekanik
yang berupa jaringan sklerenkim. Letak jaringan yaitu pada jaringan perifer,
tepat di bawah epidermis daun dan batang. Sel kolenkim biasanya memanjang
sejajar dengan pusat organ. Bentuk sel kolenkim ada yang panjang dan pendek.
Sel yang pendek berbentuk seperti prisma, sedangkan yang panjang bentuknya
hampir mirip dengan serat-serat dengan ukuran ± 2 mm.
Dinding sel
kolenkim tidak mengandung lignin, tetapi mengandung selulosa, pektin, dan
hemiselulosa. Terkadang didalam sel kolenkim terdapat kloroplas sehingga kolenkim
juga berfungsi dalam fotosintesis. Dinding sel kolenkim mengalami
penebalan-penebalan setempat berupa zat pektin. Bila sel ini dilihat dengan
mikroskop, terlihat bahwa dinding selnya jernih, putih, mengkilat.
Berdasarkan
letak dan bentuk penebalan, kolenkim dibedakan menjadi tiga macam yaitu
kolenkim angular, kolenkim lamellar, dan kolenkim lacunate. Kolenkim angular
(sudut) mengalami penebalan pada bagian-bagian sudutnya. Kolenkim lamellar
(papan) mengalami penebalan pada dindingdinding sel yang tangensial saja.
Sementara itu, kolenkim lacunate (lakuna) mengalami penebalan pada permukaan
ruang antarsel.
Macam-macam
Kolenkim
1. Kolenkim sudut (angular)
Kolenkim sudut mengalami pada
bagian-bagian sudutnya, dan memanjang mengikuti sumbu sel. Contohnya, pada
tangkai daun Vitis sp, Begonia sp, Solanum tuberosum
2. Kolenkim papan (lamellar)
Kolenkim papan (lamellar)mengalami
penebalan pada dinding sel yang tangensial (sejajar permukaan organ), sehingga
pada irisan melintang terlihat seperti papan yang berderet-deret. Contohnya,
pada korteks batang Sambucus javanica.
3. Kolenkim tubular (lakuna)
Kolenkim tubular (lakuna ) terdapat
pada kolenkim yang mempunyai ruang-ruang antarsel dan penebalan-penebalannya terjadi
pada permukaan ruang-ruang antara sel tersebut. Contohnya, pada tangkai daun Salvina,
Malva, dan Althaea
4. Kolenkim tipe cincin
Pada penampang lintang lumen sel
berbentuk lingkaran. Pada waktu menjelang dewasa
terlihat bahwa karena pada tipe sudut
penebalan bersambungan pada dinding sel, maka
lumen tidak menyudut lagi.
B. Jaringan Sklerenkim
Jaringan
Sklerenkim juga merupakan jaringan penguat, tetapi hanya terdapat pada jaringan
tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan atau organ
tumbuhan yang telah tetap. Jaringan sklerenkim tidak mengandung protoplas dan
terdiri atas sel-sel mati. Jaringan sklerenkim berfungsi untuk menguatkan
bagian tumbuhan dnAN menghadapi segala
tekanan sehingga dapat melindungi jaringan-jaringan yang lebih lemah. Dinding
selnya sangat tebal dan kuat karena mengandung lignin (komponen utama kayu).
Dinding selnya mengalami penebalan primer dan penebalan sekunder oleh zat
lignin.
Berdasarkan
bentuknya, sklerenkim dibagi menjadi dua, yaitu serabut sklerenkim yang
berbentuk seperti benang panjang, dan sklereid (sel batu). Sklereid terdapat
pada berkas pengangkut, di antara sel-sel parenkim, korteks batang, tangkai
daun, akar, buah, dan
biji.
Jaringan sklerenkim dapat dibedakan
menjadi dua yaitu serat-serat sklerenkim (Fibers) dan sel-sel batu (Sklereid)
1.Serat-Serat Sklerenkim (Fibers)
Serat-serat
sklerenkim terdiri atas sel-sel yang berukuran panjang ± 2 mm dan samping yang
ujungnya runcing. Serat-serat sklerenkim merupakan sel-sel yang sudah mati.
Dinding selnya mengalami penebalan dari
zat kayu dan mengandung lamela-lamela selulosa sehingga lumen selnya sempit.
Serat ini berbentuk poligon, yaitu segi lima atau segi enam. Noktah-noktahnya
sempit yang berbentuk bagai saluran-saluran sempit miring. Serat-serat
sklerenkim pada tumbuh-tumbuhan terbentuk bersamaan dengan saat-saat
terhentinya pertumbuhan organ-organ pada tumbuhan.
Serat-serat
sklerenkim terdapat dalam bentuk untaian yang terpisahpisah atau dalam bentuk
lingkaran di dalam korteks dan floem, dalam kelompok-kelompok yang tersebar
dalam xilem dan floem. Pada Gramineae, serat-serat sklerenkim tersusun
dalam suatu sistem berbentuk lingkaran berlekuk-lekuk yang dihubungkan dengan
epidermis.
Ada dua
macam jenis serat sklerenkim, yaitu Serat di Luar Xilem (Ekstraxilari) dan
Serat Xilem (Xilari). Serat ekstraxilari ada yang berlignin dan ada pula yang
tidak. Serat ini dapat digunakan untuk membuat tali, karung goni, dan bahan
dasar tekstil untuk pakaian. Serat Xilem (Xilari) merupakan komponen utama kayu
karena dindingnya mengandung lignin yang menyebabkan dindingnya keras dan kaku.
2. Sel-Sel Batu (Sklereid)
Sklereid
terdapat pada bagian tumbuhan, antara lain di dalam korteks, floem, buah, dan
biji. Dinding sklereid tersusun atas selulosa yang mengandung zat lignin yang
tebal dan keras. Pada beberapa tumbuhan, kadangkadang ditemukan pula zat
suberin dan kutin. Sel-selnya mempunyai noktah yang sempit dan celahnya bundar,
membentuk saluran yang disebut saluran noktah. Lumen sel sangat sempit karena
adanya penebalan-penebalan dinding sel. Sklereid mungkin bisa dijumpai dalam
bentuk tunggal atau kelompok kecil di antara sel-sel.
EmoticonEmoticon