Halo Spotters!
Sering ga sih denger istilah “homeostasis”?
Atau mungkin kamu lebih sering denger tentang “keseimbangan tubuh”?
Kedua istilah tersebut punya makna dan prinsip yang sama. Tapi sebenernya pada
kondisi seperti apa tubuh dikatakan seimbang dan berada pada homeostasis? Simak
pembahasannya yuk, check it out!
Definisi
Homeostasis adalah
istilah yang berasal dari 2 kata Yunani, yaitu 'homeo' yang berarti
'mirip' dan 'stasis' yang berarti 'stabil.' Dengan demikian, homeostasis
merujuk pada stabilitas atau keseimbangan baik dalam sel maupun tubuh secara
keseluruhan [1][2][3][4]. Homeostasis adalah karakteristik penting dari
makhluk hidup.
Dalam konsep lain, homeostasis
merupakan kondisi fisiologis yang terkoordinasi untuk mempertahankan stabilitas
dalam tubuh [5, 6]. Homeostasis merupakan istilah fisiologis, artinya stabilitas
yang dimaksud berkaitan dengan fungsi organ dan kerja berbagai sistem organ
dalam tubuh [7].
Sejarah
Homeostasis adalah
konsep yang memiliki sejarah panjang. Pada tahun 1878, Claude Bernard, seorang
ahli fisiologi dari Prancis, dalam bukunya mengusulkan konsep "milieu
interieur" yang berarti “lingkungan internal” tetapi pembahasannya masih
abstrak [8]. Claude Bernard menegaskan bahwa organisme mampu
mempertahankan lingkungan internalnya (cairan tubuh) agar tetap stabil dalam
menghadapi berbagai kondisi lingkungan. Lingkungan internal yang stabil dapat
membuat organisme tersebut bertahan hidup [9, 10].
Pada tahun 1930an,
Walter Cannon menciptakan istilah "homeostasis" untuk gagasan Bernard.
Pandangan Cannon berfokus mekanisme tubuh dalam mempertahankan hoemostasis baik
secara aktif maupun pasif [6]. Cannon juga menegaskan bahwa homeostasis dapat dicapai
dengan koordinasi berbagai organ seperti jantung, otak, paru-paru, ginjal, dan
masih banyak lagi [11].
Pada tahun 1991, Arthur
Guyton pertama kali menjelaskan berbagai mekanisme pengaturan tubuh yang
terlibat dalam homeostasis. Guyton memperkenalkan bagaimana tubuh bisa
meminimalkan gangguan dalam tubuh yang disebabkan lingkungan luar tubuh [12, 13].
3 Prinsip Homeostasis
Spotters, seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa ada berbagai mekanisme tubuh dalam mempertahankan lingkungan internal yang stabil. Mekanisme tersebut selanjutnya disebut regulasi homeostatis. Secara umum, ada 3 mekanisme yang dilakukan tubuh, bahkan setiap sel dalam tubuh, untuk mencapai homeostasis [14].
Osmoregulasi
Pernah dengar tentang osmosis? Yup, osmosis merupakan
pergerakan air untuk menyeimbangkan konsentrasi di dalam sel dan di luar sel. Hal
ini dilakukan agar sel dapat bekerja dengan baik. Osmosis merupakan mekanisme
osmoregulasi [15].
Dua kondisi yang mendorong osmoregulasi adalah:
1. Ketika konsentrasi zat terlarut (luar sel) meningkat
di atas normal maka cairan dalam sel akan keluar untuk menyeimbangkan
konsentrasi sehingga sel menyusut
2. Ketika konsentrasi zat terlarut (luar sel) menurun
maka cairan luar sel akan masuk yang mengakibatkan pembengkakan sel hingga
pecahnya sel
Osmosis
Sumber: https://coredifferences.com
Termoregulasi
Termoregulasi adalah mekanisme tubuh dalam menjaga kestabilan suhu. Salah satunya adalah melaui keringat. Ketika suhu tubuh meningkat, maka tubuh akan mengeluarkan keringat dan membantu menurunkan suhu tubuh. Mau tau lebih jelasnya? Silahkan simak di sini.
Regulasi Kimia
Regulasi kimia adalah pengaturan berbagai zat dalam tubuh untuk menjaga keseimbangan. Salah satu contohnya adalah pengaturan gula darah. Ketika gula darah tinggi (misalnya setelah makan) maka insulin dilepas pankreas untuk membawa glukosa dari darah ke hati. Dalam hati, glukosa diubah menjadi glikogen sebagai gula simpanan. Hal ini akan menurunkan gula dalam darah. Ketika gula darah rendah, glikogen akan diubah menjadi glukosa dan dilepas kembali ke darah. Dengan demikian, gula dalam darah akan berada pada batas normal tertentu.
Regulasi glukosa adalah proses panjang, jadi kalau masih penasaran langsung cek di sini ya, Spotters!
Nah, sekian bahasan tentang homeostasis. Tidak seperti yang kita bayangkan sebelumnya, ternyata homeostasis sendiri merupakan konsep besar dengan sejarah panjang dan prinsip yang luas.
Jangan lupa untuk apresiasi diri kamu dan jaga kesehatan yaa. Inget, selama kamu baca ini tubuh kamu udah kerja keras untuk menjaga kamu tetap seimbang. Ciao!
Referensi
1. Yadav, H., et al., Gut Microbiome Derived Metabolites to Regulate Energy Homeostasis: How
Microbiome Talks to Host. Metabolomics, 2016. 6(2): p. 1-2.
2. Rodova, M., et al., Hepcidin Regulation by Bone Morphogenetic Protein Signaling and Iron
Homeostasis. J Nutr Food Sci, 2016. 5(521).
3. Singh, M., et al., Biochemistry & Analytical Biochemistry. Interleukin 1-α: A
Modulator of Melanocyte Homeostasis in Vitiligo, 2016. 5(2): p. 1-7.
4. Andrey, Z. and Z. Vladimir, An Integral Concept of Regulating Immune
Homeostasis. Journal of Clinical & Experimental Pathology, 2016. 6: p. 267.
5. Eichinger, J.F., et al., Mechanical homeostasis in tissue
equivalents: a review. Biomechanics and Modeling in Mechanobiology, 2021. 20: p. 833-850.
6. Cannon, W., The Wisdom of the Body. 1932, New York: W.W Norton Inc.
7. Modell, H., et al., A physiologist’s view of homeostasis. Adv Physiol Educ, 2015. 39: p. 259–266.
8. Hoenig, M. and M.L. Zeidel, Homeostasis, the Milieu Interieur, and the
Wisdom of the Nephron. Clinical Journal of the American Society of
Nephrology, 2014. 9(7): p.
1272-1281.
9. Bernard, C., Lecons sur les Phenomenes de la vie Communs aux Animaux and aux
Vegetaux. 1878, Paris: Bailliere.
10. Weledji, E.P., Cytokines and Postoperative Hyperglycaemia: From Claude Bernard to
Enhanced Recovery after Surgery. International Journal of Surgical
Research, 2014. 3(1): p. 1-6.
11. Davies, K.J.A., Adaptive homeostasis. Molecular Aspects of Medicine, 2016. 49: p. 1-7.
12. Guyton, A.C., Text Book of Medical Physiology, eight ed. 1991, Phildadelphia:
W.B. Saunders.
13. Hall, J.D., Arthur C. Guyton, MD. Circulation, 2003. 107(24): p. 2990-2992.
14. Palaparthi, S., Role of Homeostasis in Human Physiology: A Review. Journal of Medical Physiology & Therapeutics, 2017. 1(2): p. 1-5.
15. Salama, A., Lactational Exposure to Pesticides: A Review. Toxicology, 2017. 3(122).
EmoticonEmoticon