Halo Spotters!
Pernah merasa sakit hati dan galau
karena gabisa milikin dia? Atau disakiti sama orang terdekat dan rasanya nyesek
bangettt): Rasanya sakit di bagian jantung dan udah kaya ditusuk sampe punggung
deh… Tahukah kamu, bahwa kondisi ini bisa dijelaskan secara biologis? Kondisi
ini dinamakan broken heart syndrome. Penasaran kondisi seperti apa ini?
Apakah berbahaya dan berakibat fatal? Daripada galau mikirin dia, yuk simak
artikel ini supaya kamu lebih sayang tubuh sendiri^^
Apa itu Broken Heart Syndrome?
Broken Heart
Syndrome atau Takotsubo Syndrome atau Kardiomiopati Takotsubo adalah kondisi
gangguan otot jantung sehingga tidak mampu memompa darah secara optimal.
Kondisi ini secara khusus dipicu oleh stress dan kondisi emosional. Pada saat
Broken Heart Syndrome terjadi, daerah ventrikel (bilik) kiri mengalami disfungsi
sistolik sementara [1].
Broken Heart
Syndrome pertama kali dicetuskan di Jepang pada tahun 1990 oleh Hikaru Sato,
MD, PhD. Istilah “Takotsubo” berasal dari perangkap gurita yang
digunakan untuk menangkap gurita di Jepang. Perangkap ini memiliki leher yang
sempit dan bagian bawah yang lebar (mirip pot/kendi) sehingga gurita dapat masuk
tetapi tidak bisa keluar. Pada pasien dengan Broken Heart Syndrome, ventrikel
kiri membentuk balon sehingga bantuk jantung terlihat mirip Takotsubo [2].
Penyebab Broken Heart Syndrome
Sederhananya, Broken
Heart Syndrome disebabkan oleh stress baik secara fisik maupun emosional. Otak
selanjutnya mengirimkan sinyal yang mengaktifkan saraf otonom yang memicu
pelepasan epinefrin dan norepinefrin. Epinefrin menimbulkan kejang pada otot
jantung (myocardial stunning) sedangkan norepinefrin menyebabkan
penyempitan pembuluh darah arteri di jantung (microvascular spasm) [3]. Kondisi inilah yang pada akhirnya menyebabkan
gangguan fungsi jantung dalam memompa darah. Makanya kalau sakit hati dadanya
ikut nyesek yaa)”:
“Tapi pernah
ngerasain ini pas aku lagi seneng jugaa. Rasanya seneng banget sampe susah
napas dan agak tertekan di dada”. Kondisi ini sebetulnya sama dengan Broken
Heart Syndrome, yaitu kondisi gangguan otot jantung akibat tekanan emosi atau
stres. Seringkali kondisi ini disebut Happy Heart Syndrome karena
perbedaan emosi yang dirasakan [4].
Bahaya Broken Heart Syndrome
Pertanyaan
selanjutnya yang muncul adalah, kondisi ini bahaya ga sih? Apa rasa sakit terus
menerus di jantung bisa berakibat fatal? Kalo bisa dirasain pas seneng, gaboleh
seneng terlalu banyak gitu ya? Sejauh ini, belum ada uji klinis yang
menunjukkan tingginya bahaya Broken Heart Syndrome dan perlunya penanganan
medis lebih lanjut. Keluhan atau rasa tidak nyaman yang berkelanjutan dapat
dikonsultasikan dengan dokter jantung. Pada kondisi yang lebih parah terapi
medis mungkin diperlukan [5].
Secara
keseluruhan, prognosis Broken Heart Syndrome adalah baik. Sekitar 95% pasien dapat
memulihkan fungsi jantungnya dalam beberapa minggu. Tingkat kematian akibat Broken
Heart Syndrome sekitar 5% dan kebanyakan akibat kondisi penyerta seperti ketidakstabilan
hemodinamik [2, 5]. Jadi, gausah terlalu khawatir yaa dan apabila
terjadi keluhan bisa langsung dikonsultasikan.
Sekian Spotters! Akhirnya kita paham tentang Broken
Heart Syndrome. Meski wajar dirasakan, tetap jaga keseimbangan fisik dan
emosional kamu yaa. Kurangi stress dan jangan lupa healing! Kamu punya
pertanyaan atau random thoughts seputar biologi? Atau ada topik yang mau
dibahas? Silahkan drop pertanyaan dan feedback kamu di kolom komentar. Biar
kita bisa terus belajar bersama dan meningkatkan kualitas artikel ini! Stay
healthy and keep learning~
Referensi
1. Assad, J., et al., Takotsubo Syndrome: A Review of Presentation, Diagnosis and Management.
Clinical Medicine Insights: Cardiology, 2022. 16: p. 1-11.
2. Boyd, B. and T. Solh, Takotsubo cardiomyopathy: Review of broken
heart syndrome. A Journal of the American Academy of Physician Assistants
2020. 33(3): p. 24-29.
3. DÃaz-Navarro, R., Takotsubo syndrome: the broken-heart syndrome. Br J Cardiol, 2021. 28: p. 30-34.
4. Ghadri, J.R., et al., Happy heart syndrome: role of positive emotional stress in takotsubo syndrome. Eur Heart J, 2016. 37(37): p. 2823-2829.
5. Chazal, H.M.d., et al., Stress Cardiomyopathy Diagnosis and Treatment: JACC State-of-the-Art Review. J Am Coll Cardiol, 2018. 72(16): p. 1955-1971.
EmoticonEmoticon