2. Protista mirip tumbuhan (ganggang)
Tubuh alga/ganggang
tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun. Tubuhnya berupa thalus,
sehingga dimasukkan ke dalam golongan thalophyta. Struktur tubuh ganggang beraneka
ragam, ada yang uniseluler dan koloni dalam bentuk benang/pita, ada pula yang
multisel dalam bentuk lembaran. Ada ganggang yang memiliki alat gerak sehingga
dapat bergerak bebas, ada pula yang tidak dapat bergerak.
Ganggang memiliki
pigmen hijau daun yang disebut klorofil, sehingga dapat melakukan fotosintesis
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu ganggang juga memiliki pigmen
tambahan yang dominan.
Habitat
ganggang ada di lingkungan berair, menempel pada batuan (epilitik),
tanah/lumpur/pasir (epipalik), menempel pada tumbuhan sebagai (epifitik), dan
menempel pada tubuh hewan (epizoik).
Reproduksi
alga ada beberapa macam cara antara lain:
a. Melalui pembelahan sel yang menghasilkan dua sel
anakan,masing-masing menjadi individu baru. Reproduksi ini terjadi pada
ganggang bersel satu.
b. Fragmentasi, yaitu pecahnya koloni menjadi beberapabagian.
Reproduksi ini terjadi pada ganggang yang berkoloni.
c.
Melalui pembentukan zoospora. Zoospora merupakan
seltunggal yang diselubungi oleh selaput dan dapat bergerak atau berenang bebas
dengan menggunakan satu atau dua flagelnya. Zoospora merupakan calon individu
baru.
d. Reproduksi seksual, yaitu melalui peleburan
gamet jantandan gamet betina untuk membentuk zigot yang nantinya tumbuh menjadi
individu baru. Macamnya antara lain: isogami, peleburan gamet jantan dan
betinanya yang berukuran sama. Jika terjadi peleburan gamet zigot akan
mengalami dormansi yang disebut zigospora. Pada Oogami gamet-gametnya memiliki
ukuran yang bervariasi. Gamet betina (telur) tidak bergerak, berukuran lebih
besar. Gamet jantan berukuran lebih kecil dan dapat bergerak. Jika terjadi
fertilisasi maka akan terbentuk zigot dan zigot mengalami dormansi yang disebut
oospora.
Berdasarkan
dominasi pigmennya ganggang dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu ganggang
hijau, ganggang keemasan, ganggang cokelat, ganggang merah
. a. Ganggang Hijau (Chlorophyta)
gambar ganggang hijau |
Ganggang ini banyak dijumpai pada tempat-tempat yang lembab, air tawar,
laut. Pigmen-pigmen yang dimilikinya adalah pigmen hijau (klorofil) a, b,
b-karoten dan xantofil. Ciri-ciri Chlorophyta, yaitu struktur tubuhnya ada yang
uniseluler soliter, ada pula yang berkoloni (berkelompok).
Bentuk tubuh Chlorophyta bermacam-macam ada yang bulat, berbentuk
filamen, lembaran dan ada yang menyerupai tumbuhan tinggi. Kloroplasnya juga
memiliki bentuk bermacam-macam, ada yang seperti bintang, seperti mang-kok
jala, ada pula yang seperti busa. Di dalam kloroplas terdapat DNA dan kromosom,
juga pirenoid sebagai tempat penyimpanan hasil fotosintesis berupa amilum,
lemak. Organel sel yang dimiliki selain kloroplas, yaitu badan golgi, mitokondria,
dan retikulum endoplasma. Stigma (bintik mata merah) dimiliki oleh ganggang
hijau yang motill (bergerak). Di dalam sitoplasma terdapat vakuola kontraktil
sebagai alat osmoregulasi untuk mengatur tekanan osmosis. Tubuhnya memiliki
bentuk yang tetap, inti selnya bersifat prokariotik karena inti sel telah
memiliki membran. Ganggang hijau yang dapat bergerak memiliki dua flagella yang
ukurannya sama panjang.
Habitat ganggang hijau di
lingkungan air tawar, laut, tanah-tanah yang basah, namun ada pula di tempat
yang kering. Karena memiliki klorofil, ganggang ini dapat melakukan
fotosintesis dan bersifat autotrof. Selain itu ada juga yang cara hidupnya
membentuk simbiosis bersama organisme lain, misalnya dengan jamur membentuk
lichenes (lumut kerak).
Ganggang hijau berkembang biak secara vegetatif, maupun generatif.
Perkembangbiakan dilakukan dengan fragmentasi dan dengan menghasilkan zoospora.
Spora dapat bergerak sehingga dapat berpindah tempat, bentuknya seperti buah
pir dengan dua sampai empat bulu cambuk (flagella). Adapun reproduksi
generatifnya berlangsung dengan cara konjugasi, yaitu perpaduan dua gamet yang
membentuk zigospora. Zigospora ini tidak memiliki alat gerak, sehingga tidak
dapat berpindah tempat.
Contoh ganggang hijau, yaitu Chlorococcum, Chlorella, Spirogyra, dan
Ulva.
1) Chlorococcum
Struktur
tubuhnya uniseluler, tidak memiliki alat gerak, hidup di air tawar, secara
vegetatif berkembang biak dengan membentuk zoospora. Setiap sel Chlorococcum dewasa yang tidak memiliki
flagel inti dan plasmanya dapat membelah menjadi delapan hingga enam belas
zoospora. Dan setiap zoospora memiliki sepasang flagella atau berflagel dua.
Konjugasi
berlangsung jika dua zoospora bergabung membentuk zigospora. Zigospora yang
telah dewasa dan masak dinding selnya akan pecah dan menghasilkan beberapa
zoospora. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya zoospora akan menanggalkan
flagelnya dan tumbuh menjadi individu baru.
2)
Chlorella
Ganggang
uniseluler berbentuk seperti bola, kloroplasnya menyerupai mangkuk. Habitat Chlorella di air tawar, laut maupun di
tempat-tempat yang basah. Reproduksi vegetatif dengan membelah. Setiap sel
membelah diri dan menghasilkan empat sel baru.
Chlorella memberikan
harapan besar untuk mengatasi kebutuhan bahan makan alternatif pada masa yang
akan datang. Perkembangbiakannya sangat cepat dalam lingkungan yang baik, suhu
ideal untuk fotosintesis berkisar 25o C. Proses di
laboratorium Chlorella digunakan
dalam penelitian fotosintesis. Dalam fotosintesisnya menghasilkan karbohidrat,
protein dan lemak. Zat organik, karbon dioksida dan mineral yang diberikan pada
substrat dan intesitas
cahaya serta lamanya penyinaran dapat diatur untuk
menghasilkan karbohidrat, lemak maupun protein yang dikehendaki.
3) Spirogyra
Spirogyra ini mudah dikenali karena
habitatnya di air tawar, ukuran kloroplasnya besar menyerupai pita yang
melingkar-lingkar di dalam sel. Kloroplasnya mengandung pirenoid untuk menyimpan
hasil berupa fotosintesis amilum.
Reproduksi
vegetatif dengan fragmentasi, sedang secara seksual dengan cara konjugasi yang
berlangsung sebagai berikut.
Dua
sel filamen yang berbeda jenis (+ dan –) berdekatan, kemudian filamen tersebut membuat
tonjolan yang akhirnya bergabung membentuk sebuah saluran/pembuluh yang
menghubungkan plasma selnya. Selanjutnya plasma sel berjenis + mengalir menuju
plasma – dengan demikian terjadilah penyatuan
plasma (plasmogami), yang kemudian diikuti oleh penggabungan inti sel
(kariogami). Penyatuan ini menghasilkan zigospora yang diploid. Zigospora
bermeiosis menghasilkan empat sel baru yang haploid. Keempat sel ini biasanya
satu sel tumbuh menjadi filamen Spirogyra
yang baru.
3) Ulva
Koloni
Ulva membentuk lembaran setebal dua
sel, lebarnya beberapa cm. Habitat Ulva di
air laut, air payau, menempel pada kayu atau batu-batu karang sepanjang pantai.
Reproduksi
aseksualnya dengan zoospora berflagel empat. Reproduksi seksualnya dengan
heterogami, yaitu persatuan gamet jantan dan gamet betina yang berbeda ukuran.
b. Chrysophyta (Ganggang Keemasan)
gambar ganggang keemasan |
Habitat ganggang ini
di air tawar, laut, dan tempat basah. Tubuhnya ada yang uniseluler ada pula
yang multiseluler dan bentuknya beraneka ragam. Pigmen yang dimiliki berupa
klorofil a, klorofil c, karoten, dan xantofil. Ganggang yang uniseluler di
perairan sebagai komponen fitoplankton.
Ciri-ciri Chrysophyta, antara lain: bentuk talus
beraneka ragam, yaitu batang, telapak tangan, dan bentukbentuk campuran misalnya
pada diatom terdiri dari wadah (hipoteka) dan tutup (epiteka), di antara wadah
dan tutup terdapat celah (rafe). Contoh ganggang keemasan yang terkenal, yaitu
diatomae, yang cara reproduksinya dapat dijelaskan sebagai berikut.
Reproduksi aseksualnya
dengan cara membelah, yaitu sel diatomae membelah diikuti pembelahan plasmanya
menjadi dua, yaitu satu tutup dan yang lain berupa kotaknya. Selanjutnya masing
masing untuk tutup akan membentuk kotak baru dan kotaknya membentuk tutup baru
juga.
Pembelahan seperti ini berlangsung
berulang-ulang sampai didapatkan diatom yang ukurannya kecil sekali kemudian
mati.
Jika sel mencapai
bentuk minimum, protoplas akan keluar menjadi badan yang disebut auksospora.
Auksospora tumbuh dan mencapai ukuran normal sehingga terbentuklah kotak dan
tutup seperti semula.
Reproduksi
generatifnya secara oogami, yaitu sel diatom mengalami reduksi sehingga
terbentuklah gamet-gamet yang haploid, berupa sel telur dan sperma. Sel telur
dan sperma akan bertemu dan melakukan pembuahan. Dengan demikian akan
dihasilkan zigot, yang akan tumbuh menjadi individu dewasa.
Dalam kehidupan
manusia, ganggang keemasan mempunyai manfaat. Khusus diatom (Navicula) yang telah mati dan mengendap
di dasar laut membentuk endapan tanah yang bermanfaat sebagai bahan penggosok,
penyekat dinamit, bahan pembuatan cat, pernis, bahan dasar industri kaca,
penyaring dan piringan hitam.
Ganggang yang
termasuk Chryzopyta: Diatom (Navicula),
Ochromonas, Vaucheria. Navicula sebagai pembentuk tanah diatom.
c. Ganggang Cokelat (Phaeophyta)
gambar ganggang cokelat |
Bentuk tubuh ganggang
cokelat menyerupai tumbuhan tingkat tinggi, panjangnya sampai beberapa meter.
Sebagian besar tumbuh di laut yang agak dingin dan sedang, hanya beberapa jenis
yang yang hidup di air melekat pada batuan dengan alat pelekatnya semacam akar,
talusnya mengapung di perairan. Disebut ganggang cokelat karena ganggang ini
berwarna kecokelatan karena memiliki pigmen fukosantin. Selain fukosantin,
pigmen lain yaitu klorofil a, klorofil c, violaxantin, b-karotin, dan
diadinoxantin. Contoh ganggang cokelat antara lain Sargassum, Macrocystis, Fucus,
Turbinaria.
Ganggang cokelat
memiliki ciri-ciri sebagai berikut: ukuran talusnya mikroskopis sampai
makroskopis. Berbentuk filamen bercabang, tidak bercabang, dan ada juga yang
tegak. Memiliki kloroplas tunggal berbentuk seperti benang ada pula yang
berbentuk cakram (discoid). Kloroplasnya mengandung pirenoid untuk menyimpan
cadangan makanan berupa laminarin. Pada dinding sel dan ruang intersel terdapat
algi (asam alginate), bagian dalam dinding sel tersusun oleh lapisan selulosa.
Ganggang cokelat mempunyai jaringan untuk transportasi seperti tumbuhan tingkat
tinggi.
Reproduksi ganggang
cokelat dapat terjadi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi aseksual
dengan cara fragmentasi, dengan pembentukan zoospora berflagela. Adapun,
reproduksi seksualnya dengan cara oogami atau isogami.
Ujung-ujung lembaran
talusnya yang fertil membentuk suatu badan yang mengandung alat pembiak disebut
reseptakel. Di dalam reseptakel ini terdapat
konseptakel yang mengandung
anteridium yang menghasilkan sel kelamin jantan berupa spermatozoid dan
oogonium yang menghasilkan sel telur (ovum) dan benang-benang mandul yang
disebut parafisis.
Anteridium berupa sel-sel berbentuk corong yang
muncul dari dasar dan tepi konseptakel, oogonium berupa badan yang duduk di
atas tangkai. Jika spermatozoid dapat membuahi sel telur akan terbentuklah
zigot. Zigot lalu membentuk dinding selulosa dan pektin kemudian melekat pada
suatu substrat, selanjutnya tumbuh menjadi individu baru yang kromosom tubuhnya
diploid.
Rhodophyta habitatnya
di air laut, sering disebut dengan nama rumput laut karena bentuk tubuhnya
seperti rumput. Talusnya bersel banyak dan berbentuk seperti lembaran berwarna
merah sampai ungu tetapi ada juga yang pirang atau kemerah-merahan. Pigmen
dominan yang dimiliki adalah pigmen warna merah yang disebut fikoeritrin,
pigmen lain berupa pigmen fotosintetik fikobilin, klorofil a, klorofil b, dan
karotenoid.
Ciri ganggang merah,
yaitu tidak memiliki flagella, dinding selnya berlapis-lapis dan mampu menimbun
kalsium karbonat (CaCO3). Kloroplasnya mengandung pirenoid
untuk menyimpan hasil fotosintesis, berupa tepung fluoride (sejenis
karbohidrat), floridosid (senyawa gliserin dan galaktosa) dan tetes-tetes
minyak. Floridosid akan berwarna kemerahan jika ditambah dengan iodium.
Beberapa
contoh ganggang merah antara lain: Gracilaria,
Gelidium, Eucheuma spinosum,
Batrachospermum, Scinaiafurcellata.
Manfaat ganggang
merah dalam kehidupan sebagai penghasil agar-agar, sebagai bahan makanan,
mengeraskan es krim dan yoghurt, bahan untuk obat, bahan kosmetika, untuk
mengemulsikan lemak cokelat batangan.
EmoticonEmoticon