Pernahkah Anda buang sampah Sembarangan?Tahukah anda akibat yang ditimbulkan akibat membuang sampah sembarangan?Yap benar ,salah salah satunya adalah pencemaran lingkungan? Berikut ini ada sedikit bahasan tentang pencemaran lingkungan?
Ada beberapa macam pencemaran, yaitu:
1. Macam-macam
Pencemaran Menurut Tempatnya
a. Pencemaran tanah
Gejala pencemaran tanah dapat diketahui
dari tanah yang tidak dapat digunakan untuk keperluan fisik manusia. Tanah yang
tidak dapat digunakan, misalnya tidak dapat ditanami tumbuhan, tandus dan
kurang mengandung air tanah. Faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya
pencemaran tanah antara lain pembuangan
bahan sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, seperti plastik,
kaleng, kaca, sehingga menyebabkan oksigen tidak bisa meresap ke tanah. Faktor
lain, yaitu penggunaan pestisida dan detergen yang merembes ke dalam tanah
dapat berpengaruh terhadap air tanah, flora, dan fauna tanah.
Pada saat ini hampir semua pemupukan
tanah menggunakan pupuk buatan atau anorganik. Zat atau unsur hara yang
terkandung dalam pupuk anorganik adalah nitrogen (dalam bentuk nitrat atau
urea), fosfor (dalam bentuk fosfat), dan kalium. Meskipun pupuk anorganik ini
sangat menolong untuk meningkatkan hasil pertanian, tetapi pemakaian dalam
jangka panjang tanpa dikombinasi dengan pupuk organik mengakibatkan dampak yang
kurang bagus. Dampaknya antara lain hilangnya humus dari tanah, tanah menjadi
kompak (padat) dan keras, dan kurang sesuai untuk tumbuhnya tanaman pertanian.
Selain itu, pupuk buatan yang diperjualbelikan umumnya mengandung unsur hara
yang tidak lengkap terutama unsur-unsur mikro yang sangat dibutuhkan tumbuhan
dan juga pupuk organik mudah larut dan terbawa ke perairan, misalnya danau atau
sungai yang menyebabkan terjadinya eutrofikasi.
Ketika suatu zat berbahaya atau beracun
telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan
atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian
terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut
dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari
air tanah dan udara di atasnya.
Cara pencegahan dan penanggulangan
pencemaran tanah, antara lain sebagai berikut.
1) Sebelum dibuang ke tanah senyawa sintetis
seperti plastik sebaiknya diuraikan lebih dahulu, misalnya dengan dibakar.
2) Untuk bahan-bahan yang dapat didaur ulang,
hendaknya dilakukan proses daur ulang, seperti kaca, plastik, kaleng, dan
sebagainya.
3) Membuang sampah pada tempatnya.
4) Penggunaan pestisida dengan dosis yang telah
ditentukan.
5) Penggunaan pupuk anorganik secara tidak berlebihan
pada tanaman.
1) Remidiasi
Kegiatan untuk membersihkan permukaan
tanah dikenal dengan remediasi. Sebelum melakukan remediasi, hal yang perlu
diketahui:
a) Jenis pencemar (organik atau anorganik),
terdegradasi atau tidak, berbahaya atau tidak.
b) Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari
tanah tersebut.
c) Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan
fosfat (P).
d) Jenis tanah.
e) Kondisi tanah (basah, kering).
f) Telah berapa lama zat pencemar terendapkan di
lokasi tersebut.
g) Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan
segera/bisa ditunda).
2) Remediasi
onsite dan offsite
Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in
situ (atau on site) dan ex situ (atau
off site). Pembersihan on site adalah
pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari
pembersihan, venting (injeksi), dan
bioremediasi. Pembersihan off site meliputi
penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah
itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya
yaitu, tanah tersebut disimpan di bak atau tanki yang kedap, kemudian zat
pembersih dipompakan ke bak atau tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar
dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air
limbah. Pembersihan off site ini jauh lebih mahal dan rumit.
3) Bioremediasi
Bioremediasi merupakan proses
pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur,
bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar
menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
Proses bioremediasi harus memperhatikan temperatur tanah, ketersediaan air,
nutrien (N, P, K), perbandingan C : N kurang dari 30 : 1, dan ketersediaan
oksigen.
Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi:
a) Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di
lokasi tercemar) dengan penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi
pH, dan sebagainya.
b) Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi
tercemar, yaitu mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus.
c) Penerapan immobilized
enzymes.
d) Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah pencemar.
b. Pencemaran air
Pencemaran air dapat diketahui dari
perubahan warna, bau, serta adanya kematian dari biota air, baik sebagian atau seluruhnya.
Bahan polutan yang dapat menyebabkan polusi air antara lain limbah pabrik,
detergen, pestisida, minyak, dan bahan organik yang berupa sisa-sisa organisme
yang mengalami pembusukan. Untuk mengetahui tingkat pencemaran air dapat
dilihat melalui besarnya kandungan O2 yang terlarut. Ada 2 cara yang digunakan untuk
menentukan kadar oksigen dalam air, yaitu secara kimia dengan COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biochemical Oxygen Demand). Makin besar
harga BOD makin tinggi pula tingkat pencemarannya.
Polusi air yang berat dapat menyebabkan
polutan meresap ke dalam air tanah yang menjadi sumber air untuk kehidupan
sehari-hari seperti mencuci, mandi, memasak, dan untuk air minum. Air tanah
yang sudah tercemar akan sulit sekali untuk dikembalikan menjadi air bersih.
Pengenceran dan penguraian polutan pada air tanah sulit sekali karena airnya
tidak mengalir dan tidak mengandung bakteri pengurai yang aerob.
Penggunaan pupuk dan pestisida yang
berlebihan merupakan salah satu sumber pencemaran air. Pupuk dan pestisida yang
larut di air akan menyebabkan eutrofikasi yang mengakibatkan ledakan (blooming) tumbuhan air, misalnya alga
dan ganggang.
Cara pencegahan dan penanggulangan
pencemaran air dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Cara pemakaian pestisida sesuai aturan yang ada.
2) Sisa air buangan pabrik dinetralkan lebih dahulu
sebelum dibuang ke sungai.
3) Pembuangan air limbah pabrik tidak boleh melalui
daerah pemukiman penduduk. Hal ini
4) Setiap rumah
hendaknya membuat septi tank yang baik.
c. Pencemaran
udara
Pencemaran udara dapat bersumber dari
manusia atau dapat berasal dari alam. Pencemaran oleh alam, misalnya letusan
gunung berapi yang mengeluarkan debu, gas CO, SO2, dan H2S. Partikel-partikel zat padat yang mencemari
udara di antaranya berupa debu, jelaga, dan partikel logam. Partikel logam yang
paling banyak menyebabkan pencemaran adalah Pb yang berasal dari pembakaran
bensin yang mengandung TEL (tetraethyl
timbel). Adanya pencemaran udara ditunjukkan oleh adanya gangguan pada
makhluk hidup yang berupa kesukaran bernapas, batuk, sakit tenggorokan, mata
pedih, serta daun-daun yang menguning pada tanaman.
Zat-zat lain yang umumnya mencemari lingkungan, antara
lain:
1) Oksida karbon (CO dan CO2) dapat mengganggu
pernapasan, tekanan darah, saraf, dan mengikat Hb sehingga sel kekurangan O2.
2) Oksida sulfur (SO2 dan SO3) dapat merusak selaput lendir hidung dan
tenggorokan.
3) Oksida nitrogen (NO dan NO2) dapat menimbulkan
kanker.
4) Hidrokarbon (CH4 dan C4H10), menyebabkan kerusakan saraf pusat
5) Ozon (O3) menyebabkan bronkithis dan dapat
mengoksidasi lipida.
Cara pencegahan dan penanggulangan
terhadap pencemaran udara, antara lain sebagai berikut.
1) Perlu dibatasi penggunaan bahan bakar yang
menghasilkan CO.
2) Menerapkan program penghijauan di kota-kota
untuk mengurangi tingkat pencemaran.
3) Memilih lokasi pabrik dan industri yang jauh dari keramaian dan pada tanah yang
kurang produktif.
4) Gas-gas buangan pabrik perlu dibersihkan dahulu
sebelum dikeluarkan ke udara bebas. Pembersihan dapat menggunakan alat tertentu,
misalnya cottrell yang berfungsi
untuk menyerap debu.
Gambar pencemaran udara karena asap pabrik |
Meningkatnya kadar karbon dioksida di
atmosfer juga dapat membahayakan kelangsungan hidup makhluk hidup yang ada di
bumi ini. Konsentrasi karbon dioksida yang berasal dari sisa pembakaran, asap
kendaraan, dan asap pabrik dapat menimbulkan efek rumah kaca (green house effect). Efek rumah kaca
dapat mengakibatkan:
1)
Adanya pemanasan global yang mengakibatkan
naiknya suhu di bumi.
2)
Mencairnya es yang ada di kutub, sehingga
mengakibatkan naiknya permukaan air laut.
3)
Tenggelamnya daratan (pulau) sebagai akibat dari
mencairnya es di kutub.
d. Pencemaran Suara
Polusi suara disebabkan oleh suara
bising kendaraan bermotor, kapal
terbang, deru mesin pabrik, radio, atau tape recorder yang berbunyi keras
sehingga mengganggu pendengaran.
2. Macam-macam Pencemaran Menurut Tempatnya
a. Pencemaran kimiawi adalah pencemaran yang disebabkan oleh bahan yang berupa zat radioaktif, logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Hi), pupuk anorganik, pestisida, detergen, dan minyak.
b. Pencemaran biologi adalah pencemaran yang disebabkan oleh bahan yang berupa mikroorganisme, misalnya Escherichia coli, Entamoeba coli, dan Salmonella thyposa.
c. Pencemaran fisik adalah pencemaran yang disebabkan oleh bahan yang berupa kaleng-kaleng, botol, plastik, dan karet.
EmoticonEmoticon