Bryophyta (Lumut)
Tumbuhan
yang termasuk dalam divisi Bryophyta mempunyai beberapa ciri, antara lain,
telah mempunyai lapisan pelindung (kutikula dan gametangia), struktur tubuhnya
mempunyai generasi gametofit, sperma diproduksi oleh anteridium dan ovum
diproduksi oleh arkegonium. Lumut biasa hidup di tempat-tempat yang lembap dan
tidak terkena cahaya matahari, seperti dinding bata basah, tebing, atau di
kulit kayu yang lembap. Di kutub, lumut merupakan penyusun ekosistem tundra
(padang lumut). Lumut yang hidup di permukaan batu bata berbentuk seperti
beludru yang berwarna hijau. Ada juga yang berupa lembaran menempel pada tebing
atau dinding sumur. Lumut yang hidup di pohon, tubuhnya menjulur panjang,
menggantung.
www.inaturalist.org |
Di tempat
yang miskin zat organik pun Lumut tetap dapat hidup di tempat yang mengandung
sedikit zat organik, asalkan memiliki kelembaban yang cukup. Karena sifat
toleran yang sangat tinggi tersebut, maka lumut dapat tumbuh dimana-mana.
Inilah yang menjadi alasan mengapa lumut disebut tumbuhan kosmopolit.
Semua lumut sudah memiliki klorofil
jadi merupakan tumbuhan autotrop fotosintetik. Lumut tak berpembuluh, tetapi
sudah memiliki batang dan daun yang jelas dapat diamati. Tumbuhan lumut
(Bryophyta) belum menampakkan ciri adanya akar sejati. Sederetan sel-sel yang menyerupai
rambut, menggantikan fungsi akar yang belum dimilikinya. Inilah yang dinamakan
rizoid (akar semu). Rizoid berfungsi menyerap air dan zat hara dari tempat
hidupnya. Selain itu rizoid juga berfungsi untuk menambatkan tubuh lumut pada
tempat hidupnya.
Lumut
dianggap sebagai peralihan antara tumbuhan thallus ke tumbuhan berkormus,
karena memiliki ciri thallus berupa rizoid dan kormus yang telah menampakkan
adanya bagian batang dan daun. Bryophyta tidak memiliki jaringan yang diperkuat
oleh lignin, oleh karenanya memiliki profil yang rendah, tingginya hanya 1–2 cm
dan yang paling besar tingginya tidak lebih dari 20 cm.
Perkembangbiakan
Lumut
Lumut dapat
berkembang biak dengan cara aseksual dan seksual. Kedua pembiakan tersebut
berlangsung silih berganti sehingga terjadi pergantian keturunan atau
pergiliran keturunan (metagenesis). Tumbuhan yang menghasilkan sel kelamin
(gametofit) pada umumnya lebih menonjol daripada tumbuhan yang menghasilkan
spora (sporofit). Pada tumbuhan lumut-lumutan, gametofit lebih menonjol. Jika
pada satu tumbuhan terjadi pergantian dari sporofit ke gametofit atau
sebaliknya, tumbuhan tersebut dikatakan melakukan metagenesis.
Metagenesis
diawali dengan berkecambahnya spora yang sangat kecil (haploid) menjadi
protalium (protonema). Protonema ada yang tumbuh menjadi besar dan ada yang
tidak tumbuh. Di dalam protonema terdapat kuncup yang tumbuh dan berkembang
menjadi tumbuhan lumut(gametofit). Tumbuhan lumut merupakan lembaran-lembaran
daun (hepaticae). Ada juga yang memiliki habitus seperti pohon kecil dilengkapi
batang dan daun (musci), akar bukan akar sejati, tetapi hanya berupa
benang-benang menyerupai akar yang disebut rizoid.
Pada
tumbuhan lumut (gametofit) dibentuk gametangium, yaitu sel kelamin jantan
(spermatozoid) dan sel kelamin betina (ovum). Sel kelamin jantan ini dihasilkan
oleh anteridium dan sel kelamin betina dihasilkan oleh arkegonium. Peleburan
spermatozoid dan ovum akan menghasilkan zigot yang terus berkembang menjadi
embrio yang diploid. Embrio kemudian akan tumbuh menjadi suatu badan yang bulat
dengan tangkai pendek atau panjang yang disebut sporogonium (tumbuhan
sporofit). Dalam bagian yang bulat tersebut dibentuk spora sehingga sering
disebut dengan kapsul spora yang identik dengan sporogonium. Spora akan
terkumpul dalam kotak spora (sporangium). Jika spora jatuh di tempat yang
lembap dan sesuai dengan tempat tumbuhnya, spora akan tumbuh menjadi protonema
dan protonema akan tumbuh menjadi tumbuhan lumut dan begitu seterusnya.
Ciri-ciri Bryophyta
Berdasarkan urain di atas tentang
tumbuhan lumut, secara sederhana tumbuhan lumut memiliki ciri-ciri:
a. Memiliki habitat di daerah yang
lembap.
b. Tumbuhan lumut merupakan peralihan
dari thallophyta ke cormophyta
c. Akar pada tumbuhan lumut masih
berupa rhizoid,
d. Tumbuhan lumut memiliki klorofil
atau zat hijau daun
e. Tumbuhan lumut dalam hidupnya dapat
bereproduksi secara aseksual dengan pembentukan spora haploid dan reproduksi
seksual dengan peleburan gamet jantan dan gamet betina.
f. Tumbuhan lumut mengalami
metagenesis, dan fase gametofitnya lebih dominan
d.tumbuhanini belum memiliki berkas
pembuluh, sehingga untuk mengangkut zat hara dan hasil fotosintesisnya
menggunakan sel-sel parenkim yang ada.
Manfaat Tumbuhan Lumut
Setiap tumbuhan pasti memiliki manfaatnya
masing-masing. Manfaat tumbuhan lumuat diantaranya adalah:
a. Dalam ekosistem yang masih alami,
lumut merupakan tumbuhan perintis karena dapat melapukkan batuan sehingga dapat
ditempati oleh tumbuhan yang lain.
b. Lumut jenis Marchantia polymorpha
dapat digunakan sebagai obat radang hati.
c. Lumut Sphagnum dapat
dijadikan sebagai bahan pengganti kapas untuk industri tekstil.
Klasifikasi
Tumbuhan lumut dapat dibedakan diklasifikasikan
menjadi:
EmoticonEmoticon